Minggu, 27 April 2014

Hindari “The Silent Killer” dengan Chlostanin Gold dan EPADHA





Kasus stroke meningkat di negara maju seperti Amerika di mana kegemukan dan junk food telah mewabah . Berdasarkan data statistik di Amerika, setiap tahun terjadi 750.000 kasus stroke baru di Amerika. Dari data tersebut menunjukkan bahwa setiap 45 menit, ada satu orang di Amerika yang terkena serangan stroke.

Menurut Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), terdapat kecenderungan meningkatkannya jumlah penyandang stroke di Indonesia dalam dasawarsa terakhir. Kecenderungannya menyerang generasi muda yang masih produktif.  Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya tingkat produktivitas serta dapat mengakibatkan terganggunya ekonomi keluarga.
Tidak dapat dipungkiri bahwa peningkatan jumlah penderita  stoke di Indonesia identik dengan wabah kegemukan akibat pola makan kaya lemak atau kolesterol yang melanda di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia.
Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker. Bahkan, berbagai hasil penelitian mengatakan stroke merupakan pembunuh No.1 di RS pemerintah di seluruh penjuru Indonesia.
Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut sepertiganya bisa pulih kembali, sepertiga lainnya mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang dan sepertiga sisanya mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita terus menerus di kasur.
Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan  kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya alirandarah dan oksigen ke otak. WHO mendefinisikanbahwa stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu.



Mengenali Jenis-jenis Stroke

Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu stroke iskemik maupun stroke hemorragik. Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis (penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah ke otak. Hampir sebagian besar pasien atau sebesar 83 % mengalami stroke jenis ini.
Pada stroke hemorragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah diotak dan merusaknya. Hampir 70 persen kasus stroke hemorrhagic terjadi pada penderita hipertensi.

Ketahui Faktor Risiko Stroke

Penyakit atau keadaan yang menyebabkan atau memperparah stroke disebut dengan Faktor Risiko Stroke. Penyakit tersebut di atas antara lain Hipertensi, Penyakit Jantung, Diabetes Melitus, Hiperlipidemia (peninggian kadar lipid dalam darah). Keadaan yang dapat  menyebabkan stroke adalah usia lanjut, obesitas, merokok, suku bangsa (Negro/spanyol), jenis kelamin (pria), kurang olah raga.

Membaca Gejala Stroke

Secara umum membaca isyarat stroke dapat dilakukan dengan mengamati beberapa gejala stroke berikut :
·         Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah  satu sisi tubuh.
·       Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran
·       Penglihatan ganda
·       Pusing
·       Bicara tidak jelas
·       Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat
·       Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh
·       Pergerakan yang tidak biasa
·       Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih
·       Ketidakseimbangan dan terjatuh
·              Pingsan


Mendiagnosis Stroke

Diagnosis stroke biasanya ditegakkan berdasarkan perjalanan penyakit dan hasil pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dapat membantu menentukan lokasi kerusakan pada otak. Ada dua jenis teknik pemeriksaan imaging (pencitraan) untuk mengevaluasi kasus stroke atau penyakit pembuluh darah otak (Cerebrovaskular Disease/CVD), yaitu Computed Tomography (CT scan) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI).
CT scan diketahui sebagai pendeteksi imaging yang paling mudah, cepat, dan relatif murah untuk kasus stroke. Namun dalam beberapa hal, CT scan kurang sensitive disbanding dengan MRI,misalnya pada kasus stroke hiperakut.
Untuk memperkuat diagnosis biasanya dilakukan pemeriksaan CT scan atau MRI. Kedua pemeriksaan tersebut juga bisa membantu menentukan penyebab dari stroke,apakah pendarahan atau tumor otak. Kadang dilakukan angiografi yaitu penentuan susunan pembuluh darah/getah bening melalui kapilaroskopi atau fluoroskopi.

Makanan Sehat dan Gaya Hidup Sehat, Solusi Terbaik

Ada sekitar 30 %-40 % penderita stroke yang masih dapat sembuh secara sempurna asalkan ditangani dalam jangka waktu 6 jam atau kurang dari itu. Hal ini penting agar penderita tidak mengalami  kecacatan. Kalaupun ada gejala sisa seperti jalannya pincang atau berbicaranya pelo, namun gejala sisa ini masih bisa disembuhkan.
Sayangnya, sebagian besar penderita stroke baru datang ke rumah sakit 48-72 jam setelah terjadinya serangan. Bila demikian, tindakan yang perlu dilakukan adalah pemulihan. Tindakan pemulihan ini penting untuk mengurangi komplikasi akibat stroke dan berupaya mengembalikan keadaan penderita kembali normal seperti sebelom serangan stroke.
Upaya untuk memulihkan kondisi kesehatan penderita stroke sebaiknya dilakukan secepat mungkin, idealnya dimulai 4-5 hari setelah kondisi pasien stabil. Tiap pasien pasien membutuhkan penanganan  yang berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan pasien. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 6-12 bulan.
Usia juga merupakan faktor risiko stroke,semakin tinggi. Namun, sekarang kaum usia produktif perlu waspada terhadap ancaman stroke. Pada usia produktif , stroke dapat  menyerang terutama pada mereka yang gemar  mengkonsumsi makanan siap saji yang tidak sehat.

Life style alias gaya hidup juga menjadi pemicu semakin merebaknya penyakit yang menyerang usia produktif. Dewasa ini, banyak orang yang terbiasa menerapkan pola makan tidak sehat dengan seringnya mengkonsumsi makanan siap saji yang sarat dengan lemak, kolesterol dan rendah serat.
Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Selagi stroke masih dapat dicegah, kenapa tidak mencoba?
Pertama, dengan menjalankan perilaku hidup sehat sejak dini. Kedua, pengendalian faktor-faktor risiko secara optimal harus dijalankan. Ketiga, melakukan medical check up secara rutin dan berkala dan si pasien harus mengenali tanda-tanda dini stroke.
Untuk mencegah “ the silent killer” ini maka seseorang  dianjurkan untuk berhenti rokok, melakukan olah raga  secara teratur, menghindari stress berlebihan dan mengkonsumsi makanan sehat.

Cegah Stroke dengan Chlostanin Gold & EPADHA

Makanan yang terbaik untuk dikonsumsi adalah yang lazim disebut dengan 4 sehat 5 sempurna atau disebut juga makanan dengan menu seimbang. Selain dengan menu seimbang kita juga harus mengkonsumsi vitamin dan mineral yang tepat dan seimbang sangat diperlukan agar tubuh kita bisa terhindar dari ancaman the silent killer yaitu penyakit stroke yang mematikan.
Seperti yang telah disebutkan di atas, ceceran lemak yang banyak dan menempel pada pembuluh darah menyebabkan stroke. Untuk itu kita memerlukan zat-zat gizi yang bisa membantu membersihkan ceceran-ceceran lemak pada pembuluh tersebut.
Kami hadirkan untuk Anda,ChlostaninGold dan EPADHA. Chlostanin Gold dapat membantu melancarkan peredaran darah dalam tubuh dan membantu melancarkan peredaran darah dalam tubuh dan membantu menetralisir zat-zat beracun dari dalam tubuh. Chlostanin Gold memenuhi kebutuhan.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar